Pikiran seperti ini seringkali membebani kita dan menghalangi kita untuk melihat peluang yang sebenarnya sudah ada di depan mata dan saat kita terus berusaha memaksakan kehendak kita, kita justru menciptakan konflik dalam diri, baik secara fisik emosional maupun mental. Namun apa yang terjadi jika kita mengubah pendekatan ini ?
Firman Tuhan mengajar kita dan Yesus mengajari kita, supaya kita tidak usah khawatir dengan hidup kita sendiri. Kita nggak usah pusing apa yang kita mau makan, kita nggak usah pusing apa yang kita mau minum, apa yang kita mau pakai. Percayalah kepada pemeliharaan Bapa! Firman Tuhan dalam Matius 6 ayat 1 bicara : sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata apakah yang akan kami makan apa yang kami minum apakah yang akan kami pakai semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah akan tetapi Bapakmu yang disorga tahu bahwa kamu memerlukan semuanya itu tetapi Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Yesus sudah kasih clue-nya sama kita, udah enggak usah pusing sama kebutuhan hidup kita fokus kepada dua hal ini cari sungguh-sungguh kerajaan Allah. Kerajaan Allah bicara soal kehendak Tuhan dalam hidup kita, artinya kita berdamai dengan diri kita, kondisi kita saat ini dan apa yang akan Tuhan berikan pada kita.
Yang kedua, carilah kebenarannya maka semuanya akan ditambahkan, saya ngalamin dalam hidup saya bahwa ketika saya fokus cari kehendak Tuhan dalam hidup saya, bersyukur dan relax menjalani setiap harinya tanpa mengeluh dan menggerutu sama Tuhan, bilang saya udah ibadah, doa dan puasa namun mengapa saya masih gagal dan belum dapat apa yang saya mau. Ketika fokus kita adalah kepada dunia kita akan kehilangan fokus kita kepada hal-hal lain yang Tuhan sediakan bagi kita. Tapi ketika kita fokus kepada Tuhan apa yang Tuhan mau buat hidup kita, kita kerjakan semuanya dalam kebenaran kita akan lihat pemeliharaan Tuhan itu luar biasa.
Saya berdoa agar setiap kita mengerti dan menghidupi firman Tuhan supaya hidup kita tuh berbuah. Matius 13:3 dikatakan "yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti dan karena itu ia berbuah, ada yang 100 kali lipat, ada yang 60 kali lipat, ada yang 30 kali lipat". Benih firman Tuhan harus tumbuh artinya bisa dimengerti ketika kita dengar Firman, firman itu harus tertanam dalam hati kita harus bisa tumbuh artinya kita bisa mengerti firman dan harus berbuah berbuah dalam apa dalam perilaku kita tingkah laku perbuatan kita bisa dihidupi bagaimana kita memperlakukan orang lain bagaimana kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita bagaimana kita belajar mengasihi Tuhan. Kita katakan kita percaya pada Tuhan tapi masih ragu dan khawatir akan masa depan kita.
Apa yang terjadi jika kita belajar untuk melepaskan dan tenang serta percaya, bahwa segala sesuatu akan datang sesuai waktunya. Bisa jadi itu adalah kunci untuk menghadapi tantangan hidup dengan cara yang lebih damai dan penuh keyakinan. Stoickisme sebuah aliran filsafat yang juga selaras dengan renungan firman Tuhan saat ini akan membantu kita belajar prinsip sebagai sebuah sisi kehidupan yang dapat membantu kita menghadapi gelapnya sisi manusia dan bagaimana kita bisa menggunakan kekuatan pikiran untuk mencapai apa yang kita inginkan tanpa harus melawan arus.
Pertama, lepaskan dan tenang saja. Kamu pernah merasa cemas gelisah atau bahkan terbebani dengan segala hal yang ada dalam hidupmu itu hal yang sangat manusiawi kita seringkali merasa seperti kita harus mengendalikan segalanya, tugas, pekerjaan, hubungan bahkan apa yang akan terjadi di masa depan.
Tapi mungkin kamu sudah merasakannya sendiri semakin keras kita mencoba memaksakan kehendak kita, semakin banyak hal yang malah terasa semakin sulit, filosofi stoikisme mengajarkan kita untuk melepaskan kontrol terhadap hal-hal yang di luar kemampuan kita dan untuk tenang dalam menerima kenyataan. Yang ada dalam salah satu ajaran stoikisme Epic Titus mengatakan apa yang ada dalam kekuatan kita adalah pikiran kita sendiri bukan keadaan eksternal atau orang lain. Ini artinya, kita tidak bisa mengendalikan segala sesuatu di luar diri kita. Namun kita bisa memilih bagaimana kita meresponsnya kenyataannya terlalu banyak waktu kita habiskan untuk mengkhawatirkan hal-hal yang tidak bisa kita ubah bayangkan betapa banyak energi yang bisa kita hemat jika kita lebih memilih untuk melepaskan dan fokus pada hal-hal yang memang berada dalam kendali kita dengan melepaskan itu kita memberi ruang bagi diri kita untuk berkembang dan bergerak maju tanpa fokus pada hal-hal yang memang berada dalam kendali kita
Dengan melepaskan itu kita memberi ruang bagi diri kita untuk berkembang dan bergerak maju tanpa dibebani oleh rasa takut atau cemas tentang hal-hal yang tidak kita bisa atasi. Mungkin kamu bertanya, bagaimana cara melepaskan ini dengan mudah seringkali kita merasa terikat pada kekhawatiran karena kita tidak tahu apa yang harus dilakukan setelahnya namun disini stoikisme dan iman kristen menawarkan sebuah prinsip yang sangat penting penerimaan, dalam iman Kristen bisa kita lakukan dengan bersyukur denga napa yang ada pada kita saat ini.
Menerima keadaan bukan berarti menyerah tetapi berarti kita menghargai kenyataan dan memfokuskan energi kita untuk bertindak pada apa yang masih bisa kita ubah. Ketika kamu melepaskan dan tenang kamu tidak hanya memberi kesempatan untuk dirimu untuk bernafas tetapi juga membuka jalan untuk diri kamu menemukan solusi lebih jernih. Pikiran yang tenang membawa ketenangan dalam keputusan dan tindakan, sementara pikiran yang gelisah seringkali hanya menghasilkan lebih banyak kebingungannya. Dengan mengalihkan fokus dari hal yang tidak bisa kita kontrol kita memberi ruang untuk hal-hal yang lebih positif dan produktif.
Mengutip dari penelitian psikologi, model otak manusia cenderung merespon stress atau kecemasan, dengan cara yang bisa menghambat pemikiran rasional. Ketika kita terjebak dalam spiral kecemasan, otak kita lebih cenderung untuk berada dalam mode bertahan melawan atau melarikan diri, yang sering kali membuat kita membuat keputusan impulsif dan tidak rasional stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan hormon kortisol yang menghambat kemampuan kita untuk berpikir jernih.
Inilah Mengapa sangat penting untuk belajar melepaskan dan memberi ruang bagi pikiran kita untuk pulih dan berpikir dengan lebih baik. Namun, apakah itu berarti kita harus mengabaikan masalah dan tidak melakukan apa-apa? tentu tidak, dengan melepaskan kontrol atas hal-hal yang tidak dapat kita ubah kita bisa lebih fokus pada tindakan yang lebih produktif dan bijaksana. Sebagai contoh dalam konteks pekerjaan mungkin kamu tidak bisa mengendalikan hasil dari project yang kamu kerjakan, tetapi kamu bisa mengendalikan bagaimana kamu melakukannya seberapa fokus, seberapa efektif dan seberapa konsisten kamu bekerja. Itulah yang disebut kontrol penuh atas diri sendiri ketika kamu bisa melepaskan dan tenang, kamu memberi diri kesempatan untuk merasa lebih seimbang ini adalah langkah pertama untuk menciptakan ruang mental yang lebih positif .
Saya berdoa begini setiap kali anda dengar firman anda sungguh mampu memahaminya kemudian diberi hikmat sama Roh Kudus untuk menghidupinya. Dan ketika engkau berusaha mengerti renungkanlah firman itu supaya di dalam perenunganmu Roh Kudus memberikan rema memberikan contoh bagaimana menghidupinya. Karena apa yang saya alami dalam hidup itu juga yang saya bagikan. Yang menjadi sebab orang mandul rohani yang pertama, karena mereka tidak mengerti. Yang kedua karena mereka hanya senang mendengar tapi tidak melakukan. Ketiga, karena mereka lebih cinta dunia. Hati-hati jangan sampai tiga hal ini terjadi, sehingga kita jadi orang Kristen yang bantet yang imannya enggak bertumbuh yang hidupnya masih penuh dengan kekhawatiran. Tanda kanak-kanak kerohani terlalu khawatir sama hidup tidak tahu bersyukur. Tapi kedewasaan hubungan sama Tuhan adalah pengertian pengenalan akan Tuhan dan kita punya nilai kepercayaan kepada Tuhan sehingga kita tidak pernah ragu akan menyediakan Tuhan dalam hidup kita.
Selamat menjalani hari ini, kita sudah melihat dan mendengar hubungan antara keduanya terletak pada prinsip dasar untuk hidup dengan lebih tenang, tidak terjebak dalam kecemasan, dan percaya bahwa segala sesuatu akan berjalan sesuai dengan waktunya. Baik dalam stoikisme maupun dalam ajaran iman Kristen, kedamaian batin dicapai melalui keyakinan—percaya, baik itu pada kebijaksanaan dalam mengendalikan pikiran dan emosi sendiri maupun pada pemeliharaan ilahi, yang memberikan jaminan bahwa kita tidak perlu khawatir. Dengan memahami dan mengaplikasikan konsep ini, kita dapat menghadapi hidup dengan lebih damai, penuh keyakinan, serta mampu bertindak dengan bijak dan produktif. Kalau tulisan ini berguna bagi anda tolong bantu like, koment untuk membantu saya membagikan lebih banyak lagi penguatan di dalam hidup. Syalom
iya sih banyak benernya ini, kadang kita terlalu panik jadi bingung mau ngapain
ReplyDelete