Sayangnya seni keheningan telah
hilang dari dunia yang sibuk ini, dimana kebisingan dan percakapan selalu ada. tapi
bagaimana jika waktu yang kita pilih untuk tidak berbicara sama kuatnya dengan
saat-saat kita berbicara
Seberapa sering kita berhenti dan merenungkan
apa arti dari keheningan kita. Salah satu seorang filsuf pernah berkata lebih
baik tersandung dengan kaki daripada tersandung dengan lidah. Pepatah bijak ini
mengajukan pertanyaan mendasar, berapa kali kita merasa menyesal setelah
mengucapkan sesuatu dengan tergesa-gesa atau karena amarah?
Kita juga memiliki kewajiban
untuk menggunakan keheningan sebagai alat untuk pertumbuhan dan kedamaian
bayangkan menghadapi tantangan hidup dengan kepercayaan diri yang tenang dimana
keheningan kita berbicara lebih keras daripada kata-kata yang bisa diucapkan. filosofi stokisme mengajarkan bahwa keheningan
bukan hanya ketiadaan ucapan tetapi sebuah respons yang mendalam dan telah
dipilih dengan hati-hati. Keheningan adalah kekuatan yang aktif dan berdaya
sebuah rencana yang dapat membantu meredakan pertikaian, melindungi kita dari
bahaya dan membantu kita untuk memahami.
Sebagai orang kristiani, pernah
nggak kamu marah sampai ingin meledak dan akhirnya malah bikin kamu menyesal
ketika kita marah, seringkali kata-kata yang keluar dari mulut kita bisa saja
melukai orang lain. Kemarahan dapat menghinggapi siapa saja. Pemicunya pun
dapat dari mana saja. Mulai dari masalah diri sendiri, sampai pada fitnah yang
keluar dari mulut orang-orang yang dengki, efek stress yang diakibatkan masalah
ekonomi kerap memicu banyak kemarahan di dalam rumah tangga. Di tengah
kemarahan tak jarang muncul keinginan untuk segera memuaskan hati dengan
melampiaskannya. Membela diri, mengumpat, mengutuk, membeberkan keburukan orang
lain, hingga mengutip ayat dengan maksud menghakimi sesama. Terlebih di masa
kini, kita dimudahkan dengan sarana yang sangat praktis yakni melalui media
sosial.
Kemarahan memang hal yang wajar, tetapi
bagaimana kita meresponnya itu adalah kunci agar kita tetap hidup dalam
kehendak Tuhan. Seperti dikatakan dalam Mazmur 4 : 5 Biarlah kamu marah
tetapi jangan berbuat dosa berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu
tetapi tetaplah diam. Ayat ini mengingatkan kita bahwa emosi marah hanya
akan menjatuhkan kita ke dalam dosa, ketika emosi itu sudah menguasai hati, kita berdoalah kepada Tuhan biarkan dia yang
menenangkan hati kita dan memberi hikmat untuk menyelesaikan persoalan dengan
kasih bukan dengan amarah.
Selain itu, sering sekali kita
berdoa, “kapan Tuhan ini berakhir?”, kapan ini Tuhan selesainya? dan seringkali
Tuhan bilang begini sama kita: “diam di situ dulu karena aku sedang bekerja”. Dan
kita tidak pernah tahu. Sampai akhirnya semua sudah selesai, di situ baru kita
dibukakan, itu sebabnya Roma 8: 28 : hari ini saat ini baru aku tahu sekarang,
aku tahu itu Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan, jadi jangan negative thinking samaTuhan, jangan berprasangka
buruk pada rancangan Tuhan.
Diam menjadi sarana yang baik
untuk menghindari dosa. Menahan diri untuk tidak mengumbar emosi negatif tentu
akan membuahkan hasil yang lebih baik, dari pada sekadar mendapatkan kepuasan
sesaat.
Mungkin dengan diam kita tampak lemah, salah dan kalah. Dengan diam kemarahan
kita seakan tak tersalurkan. Namun memilih diam akan menjadi lebih bijak
daripada membela diri dengan menjatuhkan orang lain. Bukankah Yesus pun memberi
teladan demikian? Jika kita merasa harus berbicara, bicara saja pada Tuhan.
Diam ambil nafas lalu pikirkan respon terbaik, dan saat tidak tahu faktanya lebih baik diam daripada menyebarkan kebodohan. Bicara hanya jika kamu benar-benar paham. Saat orang lain sedang curhat kadang mereka butuh didengar bukan diceramahin, jadi dengarkan tanpa menyala, saat kata-kata tidak diperlukan tindakan lebih kuat dari kata-kata. Jika bisa menunjukkan dengan perbuatan tak perlu banyak bicara, kebijaksanaan bukan cuma soal bicara, tapi juga tahu kapan harus diam. Setuju kata-kata itu seperti pedang salah ucap bisa melukai ini. Kita harus tahu kapan harus diam dan kapan harus berbicara. Jangan terlalu sering berbicara, orangjadi menyepelekan apa yang kamu katakan
.
Quotes of the day :
DIAM BUKAN BERARTI TIDAK
MELAKUKAN APA-APA.
DALAM DIAM KITA BISA SEMAKIN JELAS MENDENGAR SUARA BAPA.